Kamis, 09 Mei 2013

Seputar Zoonosis

Berbagai penyakit menular pada manusia yang bersumber dari hewan telah banyak mewabah di dunia. Istilah zoonosis telah dikenal untuk menggambarkan suatu kejadian penyakit infeksi pada manusia yang ditularkan dari hewan vertebrata. Hal inilah yang dewasa ini menjadi sorotan publik dan menjadi objek berbagai studi untuk mengkaji segala aspek yang berkaitan dengan wabah tersebut yang diharapkan nantinya akan diperoleh suatu sistem terpadu untuk pemberantasan dan penanggulangannya.
Kemunculan dari suatu penyakit zoonosa tidak dapat diprediksi dan dapat membawa dampak yang menakutkan bagi dunia, terutama bagi komunitas yang bergerak di bidang kesehatan masyarakat dan veteriner. Kemunculan kasus-kasus penyakit zoonosa membuka suatu pemahaman baru dari lembaga kesehatan hewan sedunia atau OIE (Office Internationale des Epizootes) mengenai musuh dunia. OIE berpendapat bahwa dewasa ini, musuh dunia bukan lagi perang dunia, bom nuklir ataupun serangan teroris, melainkan alam itu sendiri.
Kemunculan yang tak terduga dari suatu penyakit zoonosis juga memunculkan istilah emerging zoonosis. Istilah ini dapat didefinisikan secara luas sebagai suatu kejadian penyakit zoonosis dengan (1) agen penyakit yang telah dikenal dan muncul pada area geografik yang berbeda (2) agen penyakit yang telah dikenal atau kerabat dekatnya dan menyerang hewan yang sebelumnya tidak rentan (3) agen penyakit yang belum dikenal sebelumnya dan terdeteksi untuk pertama kalinya. Sedangkan re-emerging zoonosis adalah suatu penyakit zoonosis yang pernah mewabah dan sudah mengalami penurunan intensitas kejadian namun mulai menunjukkan peningkatan kembali (Morse 2004).
Setiap era sejarah kehidupan manusia selalu disertai kemunculan dari suatu penyakit yang baru. Perubahan sosial dan ekologi yang berkaitan dengan penyebaran populasi manusia, perubahan lingkungan dan globalisasi dapat berimplikasi pada kemunculan suatu penyakit zoonosis. Peningkatan populasi manusia dan globalisasi menyebabkan perpindahan manusia dari satu benua ke benua lainnya. Seiring dengan hal tersebut maka juga akan terjadi perpindahan hewan antar wilayah, bahkan benua, melalui perusakan habitat, perdagangan, permintaan pribadi dan kepentingan teknologi, dimana mikroorganisme, termasuk mikroorganisme patogen, juga mengalami perpindahan ke daerah yang baru. Pada dasarnya, penyakit yang ada di dunia juga mengalami perkembangan yang sejalan dengan perkembangan dunia yang cukup pesat.
Untuk Negara berkembang seperti Indonesia, penyakit zoonosis menjadi ancaman yang paling serius sehingga penyakit zoonosis ini mendapat perhatian khusus dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Untuk menangani penyakit zoonosis ini Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Dirjen peternakan dan Dirjen kesehatan hewan. Indonesia sampai sejauh ini selalu dirundung masalah penyakit zoonosis ini dan seolah-olah kasus penyakit zoonosis silih berganti menyerang Indonesia. Kejadian wabah penyakit zoonosis yang paling sering terjadi di Indonesia disebabkan oleh virus, bakteri dan parasit.
PENYAKIT YANG DISEBABKAN ZOONOSIS
Penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus misalnya penyakit mulut dan kuku pada sapi, influenza pada unggas dan babi, dan rabies pada anjing, kucing, dan kera. Untuk penyakit mulut dan kuku pada sapi disebabkan oleh virus dari familia Picornaviridae. Jika manusia mengkonsumsi daging sapi yang terkena penyakit ini dapat mengakibatkan luka-luka koreng di tubuhnya yang nantinya akan mengakibatkan kelumpuhan dan bahkan kematian. Untuk penyakit influenza pada unggas dan babi disebabkan oleh influenza virus type A. Pada unggas influenza virus type A sub-type H5N1,pada babi influenza virus type A sub-type H1N1. Penyakit rabies pada anjing, kucing, dan kera disebabkan oleh Rhabdovirus. Virus rabies masuk ke manusia melalui gigitannya dan virus ini akan menyebar ke susunan system saraf manusia hingga ke otak dan akan menyebabkan kematian.
Untuk penyakit zoonosis yang disebabkan bakteri dan pernah mewabah di Indonesia yaitu anthrax. Bakteri penyebab anthrax yaitu Baccillus Anthraxis yang sering menyerang sapi. Penyakit zoonosis yang disebabkan oleh parasit misalnya toxoplasma gondii. Parasit ini sering ditemukan pada kucing dan kambing. Pada kucing biasanya ditularkan karena manusia sering kontak langsung dengan kucing, air liur kucing, dan perabotan makan manusia yang dijilati oleh kucing. Pada kambing ditularkan jika manusia mengkonsumsi daging kambing yang belum matang, biasanya berupa sate ataupun steak. Efek yang ditimbulkan bagi wanita hamil adalah keguguran, dan pada pria dapat menyebabkan kemandulan.
JE, HANTAVIRUS DAN LEPTOSPIROSIS
Penyakit Japanese Encephalitis (atau dikenal dengan hanya JE) merupakan penyakit zoonosa yang disebabkan kelompok arbovirus yang bersifat bawaan arthopoda genus Flavoviridae. Japanese encephalitis merupakan penyebab utama viral encephalitis di Asia, dengan 30,000-50,000 kasus dilaporkan setiap tahun. Kasus kematian adalah antara 0.3% sampai 60% dan tergantung pada populasi dan usia. Penduduk di pedesaan yang dekat dengan peternakan di lokasi endemik merupakan paling berisiko; Japanese encephalitis jarang terjadi di daerah kota. Negara yang memiliki wabah besar di masa lalu, tetapi telah mengontrol penyakit ini melalui vaksin, termasuk Cina, Korea, Jepang, Taiwan dan Thailand. Negara lain yang masih mengalami epidemi periodik termasuk Vietnam, Cambodia, Myanmar, India, Nepal, dan Malaysia. Di Indonesia virus Japanese Enchepalitis disebabkan dari nyamuk Culex dan nyamuk Anopheles. Istilah Ensefalitis (Encephalitis) merujuk pada peradangan otak, yaitu peradangan atau reaksi sel-sel otak terhadap serangan kuman-kuman penyakit. Tetapi istilah ini biasanya digunakan untuk merujuk kepada kondisi-kondisi peradangan otak yang disertai oleh penurunan atau penyusutan fungsi sel-sel otak. Bila otak terpengaruh, secara tidak langsung maka spinal cord (saraf tulang belakang) akan turut terlibat sehingga menciptakan kondisi yang disebut Ensefalomielitis (Encephalomyelitis). Dengan itu Ensefalitis dan Ensefalomielitis merupakan pertanda ke penyakit-penyakit utama yang menyerang sistem saraf pusat.
Sementara, hanta virus adalah genus virus dari famili Bunyaviridae yang menyebabkan penyakit sindrom paru virus hanta (hantavirus pulmonary syndrome).Virus ini berbentuk sferis dengan diameter 100 nm. Virus ini mudah diinaktivasi dengan panas, detergen, pelarut organik, dan larutan hipklorit. Virus ini banyak terdapat pada hewan hewan pengerat seperti tikus, mencit, Lemmus lemmus (lemming). Sebagian besar virus ini ditransmisikan melalui inhalasi kotoran hewan pengerat yang terinfeksi virus hanta. Manusia sebagai inang dapat terinfeksi virus ini apabila melakukan kontak dengan hewan pengerat dan kotorannya.
Leptospirosis dikenal juga dengan nama Penyakit Weil, Demam Icterohemorrhage, Penyakit Swineherd's, Demam pesawah (Ricefield fever), Demam Pemotong tebu (Cane-cutter fever), Demam Lumpur, Jaundis berdarah, Penyakit Stuttgart, Demam Canicola, penyakit kuning non-virus, penyakit air merah pada anak sapi, dan tifus anjing. Bakteri penyebab Leptosirosis yaitu bakteri Leptospira sp. Leptospira bertahan dalam waktu yang lama di dalam ginjal hewan sehingga bakteri akan banyak dikeluarkan hewan lewat air kencingnya. Leptospirosis pada hewan dapat terjadi berbulan-bulan sedangkan pada manusia hanya bertahan selama 60 hari. Manusia merupakan induk semang terakhir sehingga penularan antarmanusia jarang terjadi.
Leptospirosis merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui air (water borne disease). Urin (air kencing) dari individu yang terserang penyakit ini merupakan sumber utama penularan, baik pada manusia maupun pada hewa. Kemampuan Leptospira untuk bergerak dengan cepat dalam air menjadi salah satu faktor penentu utama ia dapat menginfeksi induk semang (host) yang baru. Hujan deras akan membantu penyebaran penyakit ini, terutama di daerah banjir. Gerakan bakteri memang tidak mempengaruhi kemampuannya untuk memasuki jaringan tubuh namun mendukung proses invasi dan penyebaran di dalam aliran darah induk semang. Di Indonesia, penularan paling sering terjadi melalui tikus pada kondisi banjir. Keadaan banjir menyebabkan adanya perubahan lingkungan seperti banyaknya genangan air, lingkungan menjadi becek, berlumpur, serta banyak timbunan sampah yang menyebabkan mudahnya bakteri Leptospira berkembang biak. Air kencing tikus terbawa banjir kemudian masuk ke tubuh manusia melalui permukaan kulit yang terluka, selaput lendir mata dan hidung. Sejauh ini tikus merupakan reservoir dan sekaligus penyebar utama Leptospirosis karena bertindak sebagai inang alami dan memiliki daya reproduksi tinggi. Beberapa hewan lain seperti sapi, kambing, domba, kuda, babi, anjing dapat terserang Leptospirosis, tetapi potensi menularkan ke manusia tidak sebesar tikus.

Sumber :
http://duniaveteriner.com/2010/01/mewaspadai-zoonosis/print#more-2297
http://www.kulinet.com/baca/apakah-penyakit-zoonosis-itu/1093/
wikipedia.org

Kamis, 14 Februari 2013

Jual Probiotik Probio_FM Fapet UNJA

PROBIOTIK Probo_FM (Asli Produk Lokal Fakultas Peternakan UNJA) ORGANIK!!!!

Keterangan :


Probiotik yang digunakan Produk Manin dkk :
Beberapa jenis Bacillus (Manin dkk., 2003 dan  Manin dkk., 2004) dan Laktobacillus (Manin dkk.
, 2007 dan Manin dkk., 2008) 
 Metode pembuatan terdaftar di Dirjen Paten (Nomor  permohonan paten P00200800459 tgl 28 Juli 2008), 
 saat ini sedang dilakukanpemeriksaan substantif)”
Hasil penelitian Probiotik Manin  (2003-2010): 
 Mengurangi penggunaan antibiotik (Oksitetrasiklin, Zink bacitrasin dan virginiamisin)
 Mengurangi lemak karkas dan lemak abdomen
 Mengurangi kadar kolesterol daging
 Mengurangi bakteri patogen dalam saluran  pencernaan
 Mengurangi bau ammonia kandang
berminat : 
-(hubungi - Dr. drh. Fahmida Manin, MP : 081366473575 atau Vika : 085268100609 (email : 
josei_ne@yahoo.co.id) fb : Vika Sii Roobbot Oktapinanda)
-Tersedia Ukuran 1 L, 500 ml, dan 250 ml