Jumat, 27 April 2012

Kebutuhan Nutrien bagi Induk Ternak Ruminansia

Induk ternak yaitu induk yang bunting maupun induk yang sedang menyusui. Kebutuhan nutrien untuk induk lebih kompleks dibandingkan dengan kebutuhan nutrient bagi ternak pada fase lain. Oleh karena itu, pakan yang diberikan bagi induk harus mengandung nutrien yang lengkap sesuai dengan kebutuhannya, baik untuk kebutuhan hidup pokok, produksi, perkembangan fetus, dan untuk cadangan bagi tubuh induk.
A.    Kebutuhan Nutrien bagi Induk Bunting
Berfungsinya alat reproduksi induk ternak secara sempurna tidak lepas dari proses-proses biokimia dari sebagaian besar alat tubuh. Hal ini menunjukkan bahwa induk bunting memerlukan nutrien makanan yang baik dan seimbang dengan kebutuhannya. Induk perlu memperoleh energi, protein, mineral, dan vitamin sesuai dengan kebutuhan.
Nutrien tersebut diperoleh dari pakan. Pakan terdiri dari hijauan saja tidak akan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi, karena kandungan nutrisinya yang rendah. Oleh karena itu perlu menambahkan makanan penguat. Pada fase kebuntingan, makanan tidak saja penting bagi pertumbuhan janin dalam kandungan tetapi juga bagi induk untuk mempertahankan kondisi badannya. Pada masa akhir kebuntingan, peranan makanan bagi pertumbuhan janin sangat penting karena 70% dari proses pertumbuhan janin terjadi pada periode ini.
Dalam penyusunan makanan bagi induk bunting sangat dianjurkan penyediaan makanan yang berprotein yang cukup dan berkualitas, terutama menjelang akhir kebutingan, karena fetus cepat berkembang. Pakan konsentrat sebanyak 1 -3% dari bobot badan dengan kandungan PK minimal 10%, TDN minimal 60%, SK maksimal 17% dan abu maksimal 10%.
Mineral yang paling dibutuhkan dalam masa kebuntingan yaitu kalsium, fosfor, yodium, ferrum, cuprum, dan Cobalt. Berikan Ca rendah sebelum beranak, lalu normal atau tinggi setelah beranak untuk mencegah Milk Fever.
Pemberian hijauan yang berkualitas baik perlu diupayakan, agar kondisi rumen baik. Pemberian konsentrat diberi sedikit demi sedikit selama minggu akhir kebuntingan. Minggu-minggu terakhir kebuntingan, adalah masa persiapan melahirkan dan masa persiapan produksi susu. Perlu juga pemberian Ca dan P dalam jumlah tepat sesuai dengan kebutuhan. Pemberian suplemen vitamin A, D, dan E perlu dilakukan.
Janin membutuhkan karbohidrat dalam jumlah besar, sehingga bila makanan mengandung karbohidrat rendah maka kadar glucose darah induk dapat turun hingga menyebabkan gangguan. Pada domba keadaan ini disebut toksmia kebuntingan, dan sering terjadi saat akhir kebuntingan. Hewan menjadi lesu (lethargy), kehilangan nafsu makan, dan menunjukkan raksi-reaksi saraf seperti gemetar. Ternak penderita mempunyai kadar glukosa rendah dan kadar asam lmak bebas tinggi dalam plasma darah. Keadaan ini dapat dicegah dengan pemberian pakan yang mngandung karbohidrat tinggi yang diberikan selama masa akhir kebuntingan, biji-bijian sangat efktif untuk hal tersebut.

B.     Kebutuhan Nutrien bagi Induk Menyusui
Hijauan pada ransum sapi laktasi merupakan suatu keharusan. Hijauan tersebut berperan sebagai:
  • Faktor pnggertak agar rumen sapi dapat berfungsi normal.
  • Sumber serat bagi ternak. Pada sapi laktasi, hijauan yang diberikan minimal sebanyak 40% dari total bahan kering ransom atau diperkirakan sebanyak 1.5% dari bobot hidup ternak.
  • Hijauan segar dapat merupakan sumber vitamin A, D, dan E. Bila hijauan berkualitas baik dan diberikan dibrikan dalam keadaan segar pada sapi, maka kecil kemungkinannya ternak akan membutuhkan suplementasi vitamin tersebut.
Kualitas air susu yang diproduksi oleh ternak dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas ransum yang diberikan, di samping itu juga dipengaruhi oleh kondisi induk, iklim, dan lain-lain. Produksi air susu pada hari pertama sampai ketiga sering disebut kolostrum. Zat makanan yang terdiri dari protein, vitamin, antibodies, dan mineral ini harus diberikan pada anak domba selama tiga sampai empat hari setelah partus, karena kolostrum ini baik bagi anak domba dalam meningkatkan dan mempertahankan daya tahan tubuh. Pemberian kolostrum sangat diperlukan oleh seekor pedet yang baru lahir, karena mempunyai sifat pencahar dan menggertak alat pencernaan pedet supaya dapat bekerja dengan baik. Kolostrum mempunyai peranan penting untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan anak domba. Produksi air susu menurun akibat rendahnya kualitas kandungan nutrisi pakan yang diberikan pada ternak tersebut.
Ternak yang sedang laktasi terutama pada minggu-minggu pertama masa laktasi aktivitas metabolisme kelenjar ambingnya meningkat. Untuk itu, diperlukan pasokan nutrien yang cukup tinggi dalam upaya memenuhi kebutuhan ternak untuk sintesis air susu. Namun di sisi lain, pada awal laktasi induk sangat sensitif terhadap kekurangan protein dan energi sebagai akibat menurunnya nafsu makan. Telah ketahui bahwa kualitas hijauan di daerah tropis adalah rendah sehingga jumlah hijauan yang dikonsumsi tidak mampu memenuhi kebutuhan ternak akan energi di luar kebutuhan hidup pokok ternak.
Ketersediaan karbohidrat mudah terlarut pada hijauan adalah rendah. Karena itu, suplementasi konsentrat yang mengandung campuran bahan-bahan sumber energi, protein serta mineral (mikro dan makro) merupakan salah satu solusi untuk dapat meningkatkan produk fermentasi rumen yang pada giliran berikutnya dapat menyediakan nutrien yang cukup untuk pembentukan air susu. Konsentrat diharapkan dapat bertindak sebagai sumber karbohidrat mudah terlarut, protein lolos degradasi, dan sebagai sumber glukosa untuk bahan baku produksi susu. Konsentrat memperluas peluang terbentuknya asam lemak atsiri (volatile fatty acid = VFA) terutama asam propionat yang lebih banyak dengan produksi metan semakin kecil, sehingga efisiensi penggunaan energinya lebih tinggi.
Dari uraian di atas, diharapkan bahwa pada awal laktasi, perbaikan mutu pakan dengan penambahan konsentrat, yang memungkinkan kandungan nutriennya semakin seimbang, dapat memenuhi kebutuhan fisiologis ternak akan nutrien selama laktasi. Dengan demikian, produksi susu dapat ditingkatkan untuk mendukung pertumbuhan anak yang lebih baik selama periode menyusu (prasapih).
Konsentrat komersial untuk ternak ruminansia yang sedang menyusui dapat diberikan sekitar 1,5 - 3% bobot badan dengan kandungan protein kasar (PK) minimal 12%, TDN minimal 60%, serat kasar (SK) maksimal 20% dan abu maksimal 10%.
Pada masa laktasi juga perlu diperhatikan pemberian mineral sesuai kebutuhan untuk menjamin produksi susu tetap normal. Defisiensi fosfor, kobalt, cuprum, dan NaCl mengakibatkan penurunan produksi air susu.
Kadar lemak air susu ruminansia sangat peka terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi produksi asam asetat dalam rumen. Rumput muda yang memiliki serat kasar rendah menybabkan kadar lemak air susu menurun. Imbangan asam asetat dan asam propionate yang dihasilkan rumen menentukan kadar lemak air susu. Takaran rendah dari vitamin A dan D dalam makanan sapi perah juga menybabkan penurunan vitamin-vitamin ini dalam air susu, dan bila kekurangan dalam jumlah banyak, akan menyebabkan gangguan fisiologik hewan. Vitamin A mempengaruhi warna kekuning-kuningan pada air susu.


http://dc266.4shared.com/doc/3qB89_J4/preview.html


Selasa, 03 April 2012

Colostrum


Kolostrum adalah cairan yang keluar sebelum susu, yang dihasilkan oleh induk betina Mamalia 24 jam – 36 jam setelah melahirkan. Di dalam kolostrum tersedia berbagai macam nutrisi yang diperlukan untuk memulai kehidupan. Semua pertumbuhan dalam tubuh mamalia memerlukan nutrisi yang terkandung dalam Kolostrum ini.
Kandungan Gizi : 1 sendok teh kolostrum memiliki nilai gizi sesuai dengan kurang lebih 30 cc susu formula. Usus bayi dapat menyerap 1 sendok teh kolostrum tanpa ada yang terbuang, sedangkan untuk 30 cc susu formula yang diisapnya, hanya satu sendok teh sajalah yang dapat diserap ususnya.
Pada hari pertama mungkin hanya diperoleh 30 cc. Namun, dalam setiap tetesnya terdapat berjuta-juta satuan zat antibodi. SIgA adalah antibodi yang hanya terdapat dalam ASI. Kandungan SIgA dalam kolostrum pada hari pertama adalah 800 gr/100 cc. Selanjutnya mulai berkurang menjadi 600 gr/100 cc pada hari kedua, 400 gr/100 cc pada hari ketiga, dan 200 gr/100 cc pada hari keempat.

Komposisi kolostrum :
  • Kolostrum lebih banyak mengandung energi, 6X lebih banyak kandungan proteinnya, 100X untuk vitamin A dan 3X lebih kaya akan mineral dibanding air susu normal.
  • Mengandung enzym yang mampu menggertak sel-sel dalam alat pencernaan pedet supaya secepatnya dapat berfungsi (mengeluarkan enzim pencernaan).
  • Kolostrum mengandung sedikit laktosa sehingga mengurangi resiko diare.
  • Mengandung inhibitor trypsin, sehingga antibodi dapat diserap dalam bentuk protein.
  • Kolostrum kaya akan zat antibodi yang berfungsi melindungi pedet yang baru lahir dari penyakit infeksi.
  • Kolostrum dapat juga menghambat perkembangan bakteri E. coli  dalam usus pedet (karena mengandung laktoferin) dalam waktu 24 jam pertama.

Manfaat colostrum yang telah telah terbukti antara lain adalah untuk :
 - Mencegah penyakit infeksi oleh kuman seperti infeksi saluran nafas, infeksi kulit dsb
- Mencegah infeksi jamur, virus
- Melawan sel kanker
- Mencegah alergi
- Mempercepat penyembuhan luka
- Membantu pertumbuhan tulang, otot, syaraf serta melancarkan aliran darah
- Menambah energi, vitalitas dan stamina
- Mencegah penyakit kronis
- Mengurangi kadar lemak tubuh
- Mencegah proses penuaan
- Meningkatkan kesehatan usus dan mencegah diare
- Meningkatkan kekuatan otot
- Mencegah rematik, lupus serta penyakit autoimun yang lain