Minggu, 12 Februari 2012

Perubahan Pada Ruminansia Kecil Sampai Dewasa

            Perubahan yang akan terjadi pada pertumbuhan dan perkembangan ternak dari kecil sampai dewasa adalah sebagai berikut :
a. Sumber energi
   Pada saat baru lahir, sumber energi ternak ruminansia berupa glukosa dan lemak, tetapi setelah saat   dewasa   sumber energi nya adalah VFA (volatil fatty acid). VFA ini terdiri dari asetat, butirat dan propionat.

b. Kegiatan enzim glikogenolisis
    Pada hewan ruminansia yang masih muda kegiatan dari enzim glikogenolisis lebih rendah dibanding ternak ruminansia dewas, sehingga ruminansia muda lebih dapat memanfaatkan glukosa daripada ruminansia dewasa.
Pada saat lahir kadar glukosa darah ruminansia sama tingginya dengan hewan monogastrik yaitu antara 100-120 mg %, sedangkan setelah dewasa kada gula darah menjadi 40-60 mg %.

c. Enzim peptidase
    Pada saaat lahir kegiatan dari Enzim peptidase sangatlah rendah, akan tetapi rennin dan pregastric esterase lebih tinggi kegiatannya dibanding hewan dewasa. Hal ini memberikan keuntungan pada saat penyerapan protein air susu, karena  protein air susu tidak banyak dirombak menjadi NH3

d. Enzim selulase dan urease
   Kedua enzim ini terdapat dalam rumen, yang mana proporsinya lebih banyak dan lebih giat pada ternak ruminansia dewasa. Enzim ini berfungsi untuk merubah serat kasar menjadi sumber energi.

Pertumbuhan ternak

          Pertumbuhan ( Growth ) adalah berkaitan dangan masalah perubahan dalam besar, jumlah ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat ( gram, pound ) ukuran panjang ( cm, inchi ), umur tulang dan keseimbangan metabolik ( retensi kalsium dan nitrogen tubuh). 
          Ada tiga proses utama pertumbuhan, yaitu : 
(1) proses dasar pertumbuhan selular yang meliputi hiperplasia yaitu perbanyakan sel atau produksi sel-sel baru, hipertrofi, yaitu pembesaran sel dan akresi atau pertambahan material struktural nonselular (nonprotoplasmik),
(2) diferensiasi sel-sel induk di dalam embrio menjadi ectoderm, mesoderm dan endoderm, dan (
3) kontrol pertumbuhan dan diferensiasi yang melibatkan banyak proses. 

          Secara umum, periode pertumbuhan dan perkembangan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : 
(1) periode prenatal atau sebelum lahir dan periode postnatal atau sesudah lahir. Pertumbuhan dan perkembangan prenatal dapat menjadi tiga periode, berupa proses yang berkesinambungan, yaitu periode ovum, embrio dan fetus. 
(2) Pertumbuhan postnatal dapat dibagi menjadi dua periode, yaitu periode, pertumbuhan sebelum penyapihan dan sesudah penyapihan. Ternak yang kekurangan makanan atau gizi tentu pertumbuhannya melambat atau berhenti dan kehilangan berat, tetapi setelah mendapat makanan yang cukup, ternak tersebut sering mampu tumbuh kembali dengan cepat, bahkan dapat lebih cepat daripada laju pertumbuhan normalnya. Pertumbuhan semacam ini disebut pertumbuhan kompensatori atau pertumbuhan yang bersifat menyusul. Pada umumnya, makin awal terjadinya stress karena kekurangan gizi dan makin lama periode kekurangan makanan, pertumbuhan kompensatori makin tidak sempurna. 
          Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan 
1. Konsumsi pakan : konsumsi protein dan energi yang lebih tinggi akan menghasilkan laju pertumbuhan yang lebih cepat. 
2. Genotipe ternak 
3. Ukuran tubuh : bangsa ternak yang besar akan lahir lebih berat , tumbuh lebih cepat dan lebih berat pada saat mencapai kedewasaan dari pada bangsa ternak yang kecil. 
4. Jenis kelamin : disbanding ternak betina, ternak jantan biasanya tumbuh lebih cepat, dan pada umur yang sama lebih berat.