Rabu, 20 Juni 2012

Permasalahan dalam industri sapi potong

Terdapat beberapa permasalahan ataupun kendala  untuk membangun industri peternakan sapi potong yang tangguh di tanah air, antara lain :
  • Pertama, sampai saat ini dapat diindikasi bahwa industri hulu yang ada di tanah air sama sekali sangat lemah. Besar dan kecenderungan meningkatnya jumlah sapi bakalan dan juga volume daging sapi yang diimpor merupakan indikasi bahwa sumber sapi dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan daging dalam negeri.
  • Kedua, kita saat ini tidak memiliki data riil tentang populasi sapi di tanah air kita. Ada keraguan bahwa angka populasi yang ada saat ini lebih tinggi dari realitas. Ini yang sering menyebabkan bias dalam proses pengambilan kebijakan oleh berbagai pihak.
  • Ketiga, masih belum adanya persepsi yang sama dari para stakeholder dalam industri sapi potong. Hal ini berimplikasi tidak adanya derap langkah yang sama untuk membangun industri peternakan yang tangguh di tanah air. 
  • Keempat, ada implikasi kekeliruan menafsirkan otonomi daerah dari sementara pihak yang berakibat terjadinya ekonomi biaya tinggi dalam usaha sapi potong. Otonomi daerah yang seharusnya diartikan juga sebagai instrument untuk menggali potensi ekonomi menjadi kekuatan ekonomi riil  dalam prakteknya justru sebaliknya. Selain daripada itu terdapat beberapa hal lain yang menyebabkan terjadinya ekonomi biaya tinggi dalam pengembangan usaha sapi potong.
  • Kelima, semakin melemahnya penegakan hukum, disinyalir telah mendorong keberanian beberapa pengusaha memasukkan daging secara illegal dari negara-negara  yang secara perundangan tidak diijinkan karena belum bebas dari PMK. Hadirnya daging dengan harga yang sangat murah dibawah harga daging dari sapi lokal ataupun sapi hasil penggemukan usaha feedlot dalam waktu cepat atau lambat akan memukul industri sapi potong dalam negeri. Hal ini akan merupakan potensi ancaman hancurnya potensi produksi sapi lokal. Hancurnya usaha peternakan sapi di dalam negeri akan menyebabkan kerugian yang sangat mahal karena membutuhkan waktu dan biaya yang sangat tinggi untuk recovery. Belum terhitung kerugian ekonomi dan sosial bagi sebagian masyarakat khususnya di daerah pedesaan. Seperti dinyatakan oleh OIE (Organization of International des Epizootica) bahwa PMK (Foot and Mouth Desease) merupakan penyakit hewan yang paling menular dan sangat berbahaya serta dapat mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar bagi negara yang mengalami endemi. 
  • Keenam, belum maksimalnya usaha untuk mengambil kesempatan mengambil peluang memperoleh nilai tambah dari rantai peternakan sapi potong khususnya dalam memproduksi berbagai produk daging baik untuk keperluan dalam negeri ataupun ekspor. 
  • Ketujuh, jaringan pemasaran produk sapi potong yang belum mantap menyebabkan antara lain belum optimalnya konsumsi daging di masyarakat.

Rabu, 13 Juni 2012

Sistem Reproduksi AYAM BETINA


Folikel akan masak pada 9-10 hari sebelum ovulasi. Karena pengaruh karotenoid pakan ataupun karotenoid yang tersimpan di tubuh ayam yang tidak homogen maka penimbunan materi penyusun folikel menjadikan lapisan konsentris tidak seragam. Proses pembentukan ovum dinamakan vitelogeni (vitelogenesis), yang merupakan sintesis asam lemak di hati yang dikontrol oleh hormon estrogen, kemudian oleh darah diakumulasikan di ovarium sebagai volikel atau ovum yang dinamakan yolk (kuning telur).
Dikenal tiga fase perkembangan yolk, yaitu fase cepat antara 4-7 hari sebelum ovulasi dan fase lambat pada 10-8 hari sebelum ovulasi, serta pada 1-2 hari sebelum ovulasi. Akibat perkembangan cepat tersebut maka akan terbentuk gambaran konsentris pada kuning telur. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kadar xantofil dan karotenoid pada pakan yang dibelah oleh latebra yang menghubungkan antara inti yolk dan diskus germinalis.
Folikel dikelilingi oleh pembuluh darah, kecuali pada bagian stigma. Apabila ovum masak, stigma akan robek sehingga terjadi ovulasi. Robeknya stigma ini dikontrol oleh hormon LH. Melalui pembuluh darah ini, ovarium mendapat suplai makanan dari aorta dorsalis. Material kimiawi yang diangkut melalui sistem vaskularisasi ke dalam ovarium harus melalui beberapa lapisan, antara lain theca layer yang merupakan lapisan terluar yang bersifat permeabel sehingga memungkinkan cairan plasma dalam menembus ke jaringan di sekelilingnya. Lapisan kedua berupa lamina basalisyang berfungsi sebagai filter untuk menyaring komponen cairan plasma yang lebih besar. Lapisan ketiga sebelum sampai pada oocyte adalah lapisan perivitellin yang berupa material protein bersifat fibrous (berongga).
Dalam membran plasma, oocyte (calon folikel) berikatan dengan sejumlah reseptor yang akan membentuk endocitic sehingga terbentuklah material penyusun kuning telur. Sehingga besar penyusutan kuning telur adalah material granuler berupa high density lipoprotein (HDL) dan lipovitelin. Senyawa ini dengan ion kuat dan pH tinggi akan membentuk kompleks fosfoprotein, fosvitin, ion kalsium, dan ion besi. Senyawa-senyawa ini membentuk vitelogenin, yaitu prekursor protein yang disintesis di dalam hati sebagai respon terhadap estradiol.
Komponen vitelogenin lebih mudah larut dalam darah dalam bentuk kompleks lipida kalsium dan besi. Oleh adanya reseptor pada oocyte, akan terbentuk material kuning telur. proses pembentukan vitelogenin ini dinamakan vitelogenesis.
Penyusun utama kuning telur adalah air, lipoprotein, protein, mineral, dan pigmen. Protein kuning telur diklasifikasikan menjadi dua kategori:
Livetin, yakni protein plasmatik yang terakumulasi pada kuning telur dan disintesis di hati hampir 60% dari total kuning telur.
Phosvitin dan lipoprptein yang terdiri darihigh density lipoprotein (HDL) dan low density lipoprotein (LDL) yang disebut pula dengan granuler dan keduanya disintesis dalam hati. Pada ayam dewasa bertelur setiap hari disintesis 2,5 g protein/hari melalui hati. Sintesis ini dikontrol oleh hormon estrogen. Hasil sintesis bersama-sama dengan ion kalsium, besi dan zinc membentuk molekul kompleks yang mudah larut kemudian masuk ke dalam kuning telur.

Oviduk

Oviduk adalah sebuah pipa yang panjang di mana yolk lewat dan bagian telur lainnya di sekresikan. Secara normal ukurannya kecil, diameternya relatuf kecil, tetapi menjelamg ovulasi pertama ukuran dan ketebalan dindingnya bertambah besar. Bagian-bagian oviduk dan kegunaannya dirangkum sebagai berikut dan ilustrasikan.
1.      Infundibulum
Panjang 9 cm fungsi untuk menangkap ovum yang masak. Bagian ini sangat tipis dan mensekresikan sumber protein yang mengelilingi membran vitelina. Kuning telur berada di bagian ini berkisar 15-30 menit. Pembatasan antara infundibulum dan magnum dinamakan sarang spermatozoa sebelum terjadi pembuahan.
a.  Malfungsi infundibulum untuk berfungsi secara sempurna, infundibulum harus mengambil semua yolk yang jatuh kedalam rongga tubuh. Namun, di jumpai bahwa sekitar 4% tidak di tankap oleh infundibulum, tetapi tetap dalam rongga tubuh yang selanjutnya diserap kedalam tubuh sekitar satu hari. Persentasenya berfariasi antarstrain ayam, beberapa diantaranya mencapai 10% dari yolknya terdapat dalam rongga tubuh. Pada ayam tipe pedaging, hal tersebut lebih sering terjadi daripada ayam tipe petelur.
b.      Internal layer
Kadang-kadang, kemampuan infudibulum untuk mennagkap sebagian besar yolk hilang dan menimbunya dalam rongga tubuh lebih cepat daripada kemampuan menyerap. Ayam yang demikian ini dikenal sebagai internal layer, meskipun istilah itu tidak mendefinisikan secara baik kondisi tersebut. Abdomen menjadi memanjang dan ayam berdiri dengan posisi tegak.
2.        Magnum
Bagian yang terpanjang dari oviduk (33cm). Magnum tersusun dari glandula tubiler yang sangat sensibel. Sintesis dan sekresi putih telur terjadi disini. Mukosa dan magnum tersusun dari sel gobelet. Sel gobelet mensekresikan putih telur kental dan cair. Kuning telur berada di magnum untuk dibungkus dengan putih telur selama 3,5 jam.
Albumen dalam sebutir telur terdiri dari 4 lapisan. Masing-masing adalah chalasae (27,0%), pitih kental (57,0%), putih telur encer dalam (17,3%), dan putih telur encer bagian luar (23,0%). Tepat lapisan tersebut diproduksis pada magnum, tetapi putih telur encer luar (auterthin with) tidak lengakp sampai air ditambahkan uterus.
a.         Chalazae
Pada sebutir telur yang dipecah, terdapat dua pita yang berbelit dan mamanjang dari ujung yolk melalui albumen. Itulah yang disebut chalazae. Albumen-chalaziferous diproduksi bila yolk pertama memasuki magnum. Tetapi lilitan untuk membentuk dua chalazae terjadi lebih akhir saat telru berputar pada ujung akhir oviduk. Lilitan dengan arah yang berlawanan dari chalazae dimaksudkan untuk memelihara yolk tetap berada dipusat setelah telur keluar.
b.        Putih telur bagian dalam yang encer (liquid inner white) bagian telur yang sedang berkembang meluncur melalui magnum hanya satu tipe albumen diproduksi. Namun penambahan air dan perputaran telur menjadikan perkembangan telur lebih besar pada barbagai ayam petelur. Salah satu diantaranya adalah putih telur bagian telur yang cair.
c.         Putih telur yang padat (dense white)
Putih telur yang terkenal terdiri dari musim dan merupakan bagian terbesar dari albumen telur. Jumlah putih telur kental (thick white) yang dihasilkan oleh magnum cukup besar. Dengan dihasilkannya musin dan penambahan air saat telur bergerak melalui oviduk, cenderung mengurangai jumlah putih telur tebal dan meningkatkan jumlah putih telur encer (thin white). Pada waktu telur dikeluarkan, sepertiganya terdiri dari putih telur encer, yang tersisa terdiri dari lebih setengahnya albumen pada telur.
d.        Kemudian kualitas telur
Setelah telur keluar, terjadi perubahan yang tetap pada kandungan interior telur thick white tidak dapat mempertahankan komposisi kekentalannya dan volumenya berkurang, sedangkan thin white menjadi lebih berair dan jumlahnya bertambah.
3.        Isthmus
Perkembangan telur selanjutnya ditekan ke dalam isthmus sekitar 1 jam 15 menit. Isthmus merupakan bagian yang pendek, sekitar 4 cm. di sini, membran kerabang bagian dalam dan luar di bentuk sebagai suatu pembentukan kembali bentuk akhir dari telur kandungamn pada masa ini tidak secara lengkap mengisi membran kerabang dan telur menyerupai suatu kantong hanya sebagian yang terisi air. mensekresikan membran atau selaput telur. Panjang saluran isthmus adalah 10 cm dan telur berada di sini berkisar 1 jam 15 menit sampai 1,5 jam. Isthmus bagian depan yang berdekatan dengan magnum berwarna putih, sedangkan 4 cm terakhir dari isthmus mengandung banyak pembuluh darah sehingga memberikan warna merah.
4.        Uterus
Disebut juga glandula kerabang telur, panjangnya 3 cm. Pada bagian ini terjadi dua fenomena, yaitu dehidrasi putih telur atau /plumping/ kemudian terbentuk kerabang (cangkang) telur. Warna kerabang telur yang terdiri atas sel phorphirin akan terbentuk di bagian ini pada akhir mineralisasi kerabang telur. Lama mineralisasi antara 20 – 21 jam.
a)    Karabang
Klasifikasi karabang telur dimulai segera sebelum telur masuk ke uterus. Sekelompok kecil kalsium terlihat pada membran karabang bagian luar (outer shell membrane) sebelum telur meninggalkan isthmus. Hal ini adalah awal letak untuk penimbunan kalsium dalam uterus. Jumlahnya kemungkinan diturunkan dari induk dan mengambil pranan dalam penimbunan kalsium kemudian.
b)   Sumber kalsium untuk kerabang telur
Ada dua sumber kalsium untuk produksi kerabang telur, yaitu pakan dan tulang tertentu. Secara normal, sebagian kalsium untuk pembentukan telur berasal langsung dari pakan, tetapi beberasal dari timbunan kalsium, tulang medulair, terutama pada malam hari ayam tidak makan.
c)    Pembentukan kalsium karbonat
Kalsium karbonat kerabang di bentuk bila ion kalsium dilengkapi melalui pasokan darah. Ion karbonat berasal dari darah dan kelenjer kerabang. Pengurangan pasokan dan campuran darah dengan maksimal penimbunan CaCO3 dari kerabang telur menyebabkan kualitas kerabang buruk. Demikian juga temperatur lingkungan tinggi selama musim panas menyebabkan kerabang telur berkualitas rendah
5.        Vagina
Bagian berikutnya dari oviduk adalah vaginapada ayam, selama produksi telur, panjang vagina sekitar 2 cm. secara normal, telur timgal dalam vagina selama beberapa menit tetapi dalam keadaan tertentu dapat tinggal beberapa jam. Telur melalui oviduk akan keluar dengan ujung yang runcing terlebih dahulu. Apabila ayam tidak terganggu atau ketakutan, telur akan berputar secara horizontal sebelum oviposisi (pengeluaran telur) dan akan keluar dengan ujung tumpul. Perputaran tersebut membutuhkan waktu kurang dari 2 menit dan memungkinkan bagi otot uterus untuk menekan keluar pada permukaan yang lebih luas selama oviposisi. Apabila terjadi gangguan pada ayam sebelum perputaran telur akan di keluarkan dengan cepat dan ditekan keluar melalui vent dengan ujung runcing terlebih dahulu.
6.        Kloaka
merupakan bagian paling ujung luar dari induk tempat dikeluarkannya telur. Total waktu untuk pembentukan sebutir telur adalah 25-26 jam. Ini salah satu penyebab mengapa ayam tidak mampu bertelur lebih dari satu butir/hari. Di samping itu, saluran reproduksi ayam betina bersifat tunggal. Artinya, hanya oviduk bagian kiri yang mampu berkembang. Padahal, ketika ada benda asing seperti /yolk/ (kuning telur) dan segumpal darah, ovulasi tidak dapat terjadi. Proses pengeluaran telur diatur oleh hormon oksitosin dari pituitaria bagian belakang.

Minggu, 10 Juni 2012

Komposisi Gizi Jeroan Hewan

JEROAN hewan ayam, sapi, atau kambing, merupakan bahan makanan yang cukup difavoritkan beberapa orang. Jeroan bisa dijadikan makanan utama atau pendamping, tergantung jenis penyajiannya.

Ada anggapan, jeroan tidak bagus untuk kesehatan. Untuk mengetahui apakah jeroan layak dikonsumsi, tidak ada salahnya Anda megenal lebih jauh unsur hewani ini.

Yang disebut jeroan biasanya adalah semua bagian hewan, kecuali otot dan tulang. Di berbagai daerah di Indonesia, hampir semua bagian jeroan dimasak untuk makanan manusia, sebut saja ayam. Dari jeroan ayam, banyak yang bisa diambil manfaatnya, seperti hati, ampela, usus.

Secara umum, jeroan mengandung banyak zat gizi, di antaranya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral. Vitamin yang terdapat pada jeroan adalah B kompleks, vitamin A, vitamin B12, dan asam folat. Sementara, mineral yang terkandung dalam jeroan di antaranya zat besi, kalium, magnesium, fosfor, seng. Nilai protein jeroan pun tidak kalah dengan daging sapi dan daging lembu.

Jeroan baik untuk memelihara sel-sel saraf agar berfungsi optimal. Kandungan vitamin B12 pada jeroan dapat mengurangi potensi gangguan sistem kerja sel-sel saraf sehingga mampu menurunkan risiko terjadinya gangguan memori pada otak.

Selain itu, jeroan juga baik untuk mencegah anemia yang disebabkan kekurangan asam folat dan zat besi. Kandungan seng dan vitamin A pada jeroan, khususnya hati, sangat baik untuk memelihara kesehatan jaringan epitel, termasuk endotelium pembuluh darah. Meski manfaatnya demikian banyak, sebaiknya Anda mengonsumsi jeroan bersama sayur atau buah-buahan. Sayuran dan buah telah terbukti ilmiah memiliki serat pangan yang dapat menurunkan kolesterol dalam darah. Bagi penderita asam urat, jeroan tidak aman untuk dikonsumsi karena memiliki kandungan purin yang sangat tinggi.

Mengenal Bagian-Bagian Jeroan
- Hati ayam dan hati sapi berwarna merah agak kecokelatan, lembut, serta mudah hancur, tapi akan mengeras bila dipanaskan. Sementara jantungnya memiliki serabut, berukuran relatif kecil, lembut, dan berwarna merah kecokelatan.
- Ginjal berwarna merah tua. Ginjal kambing memiliki satu cuping, sedangkan ginjal sapi dan lembu memiliki aroma khas, sedangkan ginjal hewan yang sudah tua lebih keras, terasa pahit, dan berbau amis menyengat.
- Babat merupakan bagian perut hewan ruminansia, seperti sapi. Babat segar berwarna putih kelabu atau krem kehijauan.
- Lidah berwarna merah jambu atau abu-abu. Umumnya diselimuti membran muskus yang tebal dan bertekstur kasar. Sebelum diolah, membran terlebih dulu dihilangkan dengan cara mengulitinya.
- Usus sapi berwarna merah kecokelatan, usus ayam kuning kecokelatan. Bila tak segera dibersihkan dari sisa kotoran lebih dari empat jam setelah disembelih, usus sudah tak layak dikonsumsi.
- Otak merupakan jenis jeroan paling digemari. Teksturnya lembut dan berwarna putih keabu-abuan.