Terdapat
beberapa permasalahan ataupun kendala untuk membangun industri
peternakan sapi potong yang tangguh di tanah air, antara lain :
- Pertama,
sampai saat ini dapat diindikasi bahwa industri hulu yang ada di tanah
air sama sekali sangat lemah. Besar dan kecenderungan meningkatnya
jumlah sapi bakalan dan juga volume daging sapi yang diimpor merupakan
indikasi bahwa sumber sapi dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan
daging dalam negeri.
- Kedua, kita saat
ini tidak memiliki data riil tentang populasi sapi di tanah air kita.
Ada keraguan bahwa angka populasi yang ada saat ini lebih tinggi dari
realitas. Ini yang sering menyebabkan bias dalam proses pengambilan
kebijakan oleh berbagai pihak.
- Ketiga, masih belum adanya persepsi yang sama dari para stakeholder
dalam industri sapi potong. Hal ini berimplikasi tidak adanya derap
langkah yang sama untuk membangun industri peternakan yang tangguh di
tanah air.
- Keempat, ada implikasi
kekeliruan menafsirkan otonomi daerah dari sementara pihak yang
berakibat terjadinya ekonomi biaya tinggi dalam usaha sapi potong.
Otonomi daerah yang seharusnya diartikan juga sebagai instrument untuk
menggali potensi ekonomi menjadi kekuatan ekonomi riil dalam prakteknya
justru sebaliknya. Selain daripada itu terdapat beberapa hal lain yang
menyebabkan terjadinya ekonomi biaya tinggi dalam pengembangan usaha
sapi potong.
- Kelima, semakin
melemahnya penegakan hukum, disinyalir telah mendorong keberanian
beberapa pengusaha memasukkan daging secara illegal dari negara-negara
yang secara perundangan tidak diijinkan karena belum bebas dari PMK.
Hadirnya daging dengan harga yang sangat murah dibawah harga daging dari
sapi lokal ataupun sapi hasil penggemukan usaha feedlot dalam waktu
cepat atau lambat akan memukul industri sapi potong dalam negeri. Hal
ini akan merupakan potensi ancaman hancurnya potensi produksi sapi
lokal. Hancurnya usaha peternakan sapi di dalam negeri akan menyebabkan
kerugian yang sangat mahal karena membutuhkan waktu dan biaya yang
sangat tinggi untuk recovery. Belum terhitung kerugian ekonomi
dan sosial bagi sebagian masyarakat khususnya di daerah pedesaan.
Seperti dinyatakan oleh OIE (Organization of International des
Epizootica) bahwa PMK (Foot and Mouth Desease) merupakan penyakit hewan
yang paling menular dan sangat berbahaya serta dapat mengakibatkan
kerugian ekonomi yang sangat besar bagi negara yang mengalami endemi.
- Keenam,
belum maksimalnya usaha untuk mengambil kesempatan mengambil peluang
memperoleh nilai tambah dari rantai peternakan sapi potong khususnya
dalam memproduksi berbagai produk daging baik untuk keperluan dalam
negeri ataupun ekspor.
- Ketujuh,
jaringan pemasaran produk sapi potong yang belum mantap menyebabkan
antara lain belum optimalnya konsumsi daging di masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar