Selasa, 28 Februari 2012

Kunyit dan Jahe Baik untuk Ayam Broiler


Kunyit dapat meningkatkan kerja organ pencernaan, merangsang dinding kantong empedu mengeluarkan cairan empedu dan merangsang keluarnya getah pankreas yang mengandung enzim amilase, lipase, dan protease yang berguna untuk meningkatkan pencernaan bahan pakan seperti karbohidrat, lemak, dan protein.
AYAM pedaging adalah jenis ayam yang telah lama mengalami upaya pemuliaan, sehingga merupakan ayam pedaging yang unggul, mempunyai pertumbuhan, bentuk, ukuran dan warna yang seragam. Di Indonesia ayam pedaging dipanen pada umur 5 minggu dengan berat sekitar 1,5-2,0 kg/ekor, tergantung pada manajemen pemeliharaan, kualitas pakan, dan strain ayam.
Tujuan pemeliharaan ayam pedaging adalah memproduksi daging dengan kualitas yang baik, sesuai dengan selera konsumen, yaitu karkas yang baik, dengan lemak rendah. Biasanya dalam memperoleh karkas yang baik ditambahkan bahan yang dapat memacu pertumbuhan, misalnya antibiotics. Bahan ini ada yang berakibat kurang baik bagi manusia yang mengonsumsinya.
Hal ini disebabkan timbulnya efek residu dalam karkas ayam tersebut. Maka untuk mengantisipasi hal tersebut dicari upaya untuk melakukan rekayasa penambahan natural antibiotics atau biasa disebut fitobiotik., Salah satunya dengan menggunakan campuran kunyit dan jahe dalam pakan ayam pedaging.
Kunyit atau Curcuma domestica termasuk salah satu tanaman rempah yang berasal dari wilayah Asia khususnya Asia Tenggara. Klasifikasi tanaman kunyit berdasarkan penggolongan dan tata nama tumbuhan adalah sebagai berikut :
Kingdom       : Plantarum
Divisio           : Spermatophyta
Sub divisi       : Angiospermae
Kelas              : Monocotyledone
Ordo              : Zingiberaces
Famili             : Zingiberaceae
Genus            : Curcuma
Spesies           : Curcuma domestica

Senyawa yang terkandung dalam tanaman kunyit adalah senyawa kurkuminoid yang memberi warna kuning padan kunyit. Kurkuminoid ini kebanyakan berupa kurkumin yang mempunyai kegunaan sebagai anti oksidan, anti inflamasi, efek pencegah kanker serta menurunkan risiko serangan jantung.
Kunyit termasuk tanaman yang mempunyai banyak kegunaan, terutama bagian rimpangnya banyak dimanfaatkan untuk keperluan ramuan obat tradisional, bahan pewarna tekstil dan makanan serta kerajinan tangan, penyedap masakan, bumbu, rempah-rempah, dan bahan kosmetik. Sebagai tanaman obat rimpang kunyit bermanfaat sebagai obat sakit gatal, kesemutan, gusi bengkak, luka, sesak nafas, sakit perut, bisul, sakit limpa, usus kudis, encok, sakit kuning, memperbaiki pencernaan dan merangsang gerakan usus serta menghilangkan perut kembung (karminativa), anti diare, obat peluruh empedu (kolagoga), koreng (skabida), racun serangga (desinfektan), penenang (sedativa), dan penawar racun (antidota).
Kunyit dalam bentuk tepung dapat digunakan untuk mengoptimalkan kerja organ pencernaan karena kunyit yang termasuk tanaman famili Zingiberaceae yang sering digunakan oleh masyarakat untuk meningkatkan nafsu makan dan mengobati kelainan organ tubuh khususnya pencernaan.
Jika ditambahkan dalam pakan, kunyit diharapkan dapat meningkatkan kerja organ pencernaan, dan akhirnya berpengaruh terhadap kualitas karkas ayam pedaging. Fungsi kunyit dalam meningkatkan kerja organ pencernaan unggas adalah merangsang dinding kantong empedu mengeluarkan cairan empedu dan merangsang keluarnya getah pankreas yang mengandung enzim amilase, lipase, dan protease yang berguna untuk meningkatkan pencernaan bahan pakan seperti karbohidrat, lemak, dan protein. Disamping itu minyak atsiri yang dikandung kunyit dapat mempercepat pengosongan isi lambung.


Sumber : Slamet Riyadi

Kamis, 23 Februari 2012

Khasiat VS Manfaat Susu Kambing


Susu kambing mempunyai butiran lemak yang lebih halus dan homongen, jumlah yang lebih banyak dari susu sapi, lebih mudah dicerna, tidak menimbulkan diare, tidak mengandung karoten, sehingga warna susu lebih putih dari susu sapi. produk olahan dari susu kabing dapat berupa yogurh, mentega, dan keju.
Susu kambing apabila di konsumsi akan memberikan khasiat diantaranya terapii TBC, membantu memulihkan kondisi dari sakit, mengontrol kadar kolesterol dalam darah, dan meningkatkan kesehatan kulit (terutama wajah), gizi susu kambing dapat meningkatkan pertumbuhan bayi dan anak-anak, membantu keseimbangan proses metabolisme, mendukun gpertumbuhan tulang dan gigi, membantu pembentukan sel darah merah dan jaringan tubuh. Selain itu,susu kambing baik bagi wanita dewasa untuk mengambalikan zat besi setelah haid, kekurangan darah (anemia), kehamilan serta pendarahan setelah melahirkan dan kandungan mineralnya memperlambat osteoporosis.
Sedangkan manfaat dari susu kambing antara lain adalah :
1.      Bersifat antiseptik alami, dengan flourin dengan kadar 10-100 menyebaban susu kambing bersifat basa sehingga aman bagi tubuh.
2.      Adanya sodium (Na), Flourin (F), kalsium ©, dan Posfor (P) sebagai elemen kimia yang dominan serta kandungan nutrisi lainnya, maka susu kambing dapat (1)membantu pencernaan dan menetralisis asam lambung; (2) menyembuhkan reaksi-reaksi alergi pada kulit, saluran nafas, dan pencernaan; (3) menyembuhkan bermacam-macam penyakit paru-paru, seperti TBC, astma; (4) menyembuhkan beberapa kelaian ginjal seperti Nepbrotic Syndrom, infeksi-infeksi ginjal serta asam urat tinggi.
3.      Kandungan kalsium (ca) yang tinggi dapat menyembuhkan rematik dan mencegah kerapuhan tulang.
4.      Menambah vitalitas dan daya tahan tubuh
5.      Mengatasi maslah impotensi dan gairah seksual, baik bagi pria maupun wanita,
6.      Berdasarkan penelitian di Amerika, susu kambing mempunyai efek anti kanker

Sumber : Bahan Kuliah Produksi Ternak Perah

Selasa, 21 Februari 2012

Persepsi masyarakat terhadap susu


Masyarakat terkadang menilai sesutu dari sisi negatif saja.  persepsi  masyarakat yang salah sehingga tidak mau minum susu antara lain adalah penyakit lactose intolerence, kegemukan, penyakit ginjal  dan penyakit jantung.

1.      Lactose intolerence
Lactose intolerence merupakan ketidakmampuan mencerna lactosa karena seseorang tidak dapat memproduksi enzimbeta-galaktosidase oleh sel epitel usus halus akibat kelaian genetik. Bila laktosa tidak berhasil dipecah oleh enzim laktase, laktosa yang mempunyai sifat osmosis tinggi, dapat menarik air dari cairan tubuh ke dalam saluran pencernaan usus keci. Masuknya cairan kedalam usus kecil akan merangsang gerakan peristaltik dinding usus menjadi lebih cepat. Sehingga penyakit yang ditimbulkan adalah diare (mencret).

2.      Kegemukan
Banyak orang  beranggapan ahwa minum susu membuat orang menjadi gemuk, hal ini terjadi pada wanita. Karena kandungan gizi dari susu lengkap, padahal sekarang sudah banyak pilihan dalam bentuk olahan-olahan susu.

3.      Penyakit ginjal
Minum susu berlebihan tidak menyebabkan kerusakan pada ginjal. Hal ini tergantung kondisi orang tersebut. Kalau terdapat batu ginjal, konsumsi makanan yang dapat meningkatkan produksi batu ginjal harus dibatasi.

4.      Penyakit jantung
Sebuah hasil penelitian menegaskan bahwa anggapan yang menyatakan bahwa minum susu dapat memicu resiko lebih besar penyakit jantung dan stroke adalah tidak benar. Penelitian di Wales selama 20 tahun terhadap pria berumur 45-59 tahun dimana pola makan dan kesehatan mereka diawasi, ternyata mereka yang lebih banyak minum susu memiliki resiko yang lebih kecil di banding mereka yang tidak minum susu.

Sumber : materi kulah produksi ternak oerah oleh Dr. Ir. Adriani, Msi

Senin, 20 Februari 2012

White revolution



Nasib peternak sapi perah di ujung tanduk. Sejak lima bulan terakhir industri pengolah susu telah menurunkan harga pembelian susu Rp350 per liter.Alasannya,harga susu di pasar dunia turun.
Industri pengolah susu beralasan, penurunan harga ini akan membuat harga jual susu di tingkat konsumen menurun. Sebagai wasit yang berdiri di tengah, pemerintah berkewajiban menjaga harga keseimbangan. Per 1 Juni 2009 ditetapkan bea masuk impor 5%. Masalahnya, besaran bea masuk itu tidak akan mampu mengompensasi penurunan harga yang dilakukan industri pengolah susu.

Peternak sapi perah terancam bangkrut. Janji harga jual susu di tingkat konsumen turun tidak terbukti. Silang-sengkarut industri persusuan tidak lepas dari desain kebijakan persusuan yang liberal. Asal-muasal liberalisasi dimulai tahun 1998. Ketika Indonesia mengundang kembali Dana Moneter Internasional (IMF) sebagai dokter penyembuh krisis moneter, Indonesia harus menandatangani letter of intent (LoI). Di situ harga bea masuk impor susu yang semula 30% dihapuskan. Kewajiban industri pengolah susu untuk menyerap susu peternak domestik pun ditiadakan. Peternak sapi perah kehilangan pembeli. Peternak kecil, mayoritas pemelihara sapi perah, harus bertarung dengan susu impor yang penuh subsidi.
Sampai sekarang Uni Eropa masih memberikan subsidi sebesar USD2 per hari per ekor sapi kepada peternak sapinya.Padahal, Uni Eropa merupakan eksportir terbesar skimmed-milk powder. Dengan subsidi yang besar itulah eksportir bisa menjual susu dengan harga murah (dumping).
Uni Eropa mengekspor susu dengan harga hanya separo dari harga pokok produksi.Akibatnya, harga jual komoditas di pasar dunia tidak lagi mencerminkan efisiensi dan daya saing. Menjadikan harga komoditas di pasar dunia sebagai referensi dan cermin daya saing serta efisiensi jelas keliru,bahkan menyesatkan.
Indonesia telah meratifikasi aturan-aturan WTO di sektor pertanian (Agreement on Agriculture/AoA) pada 1994. Berdasarkan notifikasi yang dicatatkan di WTO, Indonesia sebenarnya
memiliki ruang manuver yang luas untuk menyiasati liberalisasi di bidang persusuan. Khusus untuk tarif, Indonesia mencatatkan bound tariff antara 40–210%. Namun sejak 1998 paling besar Indonesia hanya mematok tarif bea masuk impor 5%.
Ironis memang. Padahal, sejak 2005 Indonesia sudah tidak lagi dalam supervisi IMF. Di sisi lain, Indonesia juga begitu agresif dalam berbagai perjanjian perdagangan bebas bilateral, termasuk di sektor persusuan. Pada Agustus 2008, Indonesia meneken perjanjian perdagangan bebas negara-negara ASEAN,Australia, dan Selandia Baru (AANZ FTA).
Lewat perjanjian itu Indonesia tidak dikenai bea masuk barang ke Australia dan Selandia Baru. Sebaliknya, Indonesia harus membuka pintu terhadap barang dari Australia dan Selandia Baru seperti susu. Sebagai implementasi AANZ FTA itu, 13 Februari 2009, Menteri Keuangan mengeluarkan PP No 19/2009 tentang bea masuk impor produk tertentu. Di situ bea masuk skim milk powder, full cream milk, yoghurt, dan buttermilkdipatok 0%. Aneka
perjanjian bilateral semacam ini, yang dalam literatur ekonomi internasional disebut regionalisme,sering menimbulkan masalah. Sebab, perundingan bilateral cuma dikawal Departemen Perdagangan. Departemen teknis tak terlibat.
Masalah muncul setelah beleid diimplementasikan karena perjanjian bilateral sering punya implikasi serius pada kelompok- kelompok marginal: petani, peternak, pekebun, kaum miskin kota, buruh, atau nelayan. Berbeda dengan perundingan WTO yang ada sekretariat tetap dan dikawal tim interdepartemen, perundingan bilateral bersifat ad hoc, bongkar pasang,dan tak ada sekretariat tetap.Akibatnya, aneka perjanjian bilateral kurang dikaji mendalam berikut implikasi-implikasinya. Ini pula yang terjadi dalam perjanjian bilateral persusuan.
Sejak usaha sapi perah dikembangkan pertama kali tahun 1979, sampai sekarang ciri-cirinya tidak banyak berubah: sapi perah diusahakan oleh peternakan rakyat berbasis usaha keluarga dengan skala usaha kecil-kecil (1–4 ekor sapi per peternak).
Tak aneh bila manajemen dan teknologi pemeliharaannya juga sederhana. Ini punya implikasi pada produktivitas: rata-rata 10 liter/laktasi/hari (jauh dari produksi susu di negara lain yang mencapai 30 liter/ laktasi/hari). Produktivitas yang rendah dan tidak kondusifnya iklim usaha di dalam negeri membuat populasi sapi perah tidak memadai.
Saat ini populasi sapi perah di dalam negeri diperkirakan tak lebih 1 juta ekor,65% di antaranya betina. Ujung dari semua itu,produksi susu domestik amat rendah. Produksi susu dalam negeri hanya 1,2 juta liter/tahun dan hanya memberikan kontribusi 20% kebutuhan susu nasional.
Sisanya diimpor.
Ketergantungan pasokan susu domestik atas susu impor itu sudah berlangsung puluhan tahun dan belum terpecahkan sampai sekarang. Di sisi lain,industri pengolah susu menyerap lebih 90% produksi susu peternak. Hanya 5% produk susu segar yang langsung diserap masyarakat. Dampak dari kondisi ini peternak susu amat tergantung pada industri pengolah susu.
Padahal, industri pengolah susu domestik hanya ada enam buah.Ini membuat pasar susu segar bersifat monopsoni. Harga susu segar dari peternak dan harga akhir di konsumen sepenuhnya berada di tangan industri pengolah susu. Jadi, industri pengolah susu memeras dua pihak (double sequeezing): peternak sapi dan konsumen. Ini yang membuat industri pengolah susu untung besar.
Kondisi ini tidak bisa dibiarkan.Karena peternak sapi perah akan tidak bergairah berusaha dan konsumen terus tersandera oleh harga susu yang mahal.Akibatnya, harga susu tak terjangkau konsumen. Saat ini harga jual susu di tingkat peternak Rp3.700 per liter,sedangkan harga di supermarket sampai Rp12.000 per liter.
Inilah yang membuat konsumsi susu di Indonesia masih rendah (7,7 liter/ kapita/ tahun), jauh di bawah tingkat konsumsi Vietnam (8,5), Filipina (11), Thailand (25,1)l, dan India (44,9).Padahal, susu amat penting bagi asupan gizi tubuh.Menggalakkan minum susu, terutama untuk anak-anak, penting guna memperbaiki kualitas SDM.
Ini penting sebagai investasi masa depan. Dibandingkan negara lain, kualitas SDM kita jauh tertinggal. Menurut laporan UNDP (2006), peringkat Human Development Index(HDI) Indonesia berada pada posisi 108 dari 177 negara,111 dari 177 negara (2005), 111 dari 177 negara (2004), dan 112 dari 175 negara (2003). Posisi ini nyaris tidak bergerak, jauh tertinggal dari Malaysia (59),Thailand (76), dan Filipina (83).
Ironis, untuk bersaing di tingkat Asia saja kita semakin uzur dan tak berdaya. Perbaikan SDM harus dilakukan dengan investasi di bidang gizi, kesehatan, dan pendidikan. Di bidang gizi, salah satunya bisa ditempuh dengan memberi susu gratis atau bersubsidi pada siswa usia sekolah yang amat membutuhkan asupan gizi.
Harus ada program untuk merevolusi sistem produksi dan distribusi susu agar anak mendapat asupan gizi yang berkualitas untuk mendukung kecerdasan dan pertumbuhan. Lewat program ini susu sekolah akan digalakkan sehingga siswa dapat menikmati minuman bergizi untuk kelengkapan empat sehat lima sempurna.
Selama ini, pemerintah hanya fokus pada perbaikan gizi balita dan ibu hamil. Program gizi untuk murid sekolah terabaikan. Padahal, pertumbuhan fisik berlangsung terus sampai usia anak 18 tahun. Di sisi lain, program revolusi susu akan membuka pasar baru bagi peternak sapi perah.Ini bisa jadi pasar alternatif. Jadi, dengan revolusi susu kualitas SDM bisa didongkrak dan pasar peternak sapi perah terjamin.

Sumber : Dedy Winarto, Alumnus Fakultas Peternakan Undip.

Minggu, 19 Februari 2012

Daun-daunan Sebagai Pengganti Rumput


            Seiring perkembangan zaman, lahan-lahan pengembangan hijauan makanan ternak yang berupa rumput-rumput unggul semakin terbatas. Walaupun tersedia, mungkin kualitas lahan yang diberikan adalah kelas 4. Untuk mengatasi solusi tersebut, kita dapat menggunakan daun-daun yang mengandung zat makanan yang dapat memenuhi kebutuhan ternak yang akan diberikan. Dedaunan yang dapat dimanfaatkan antara lain adalah:
1.      KALIANDRA (Calliandra calothyrsus)
Kaliandra adalah tanaman kacang-kacangan (leguminosa) semak yang dapat tumbuh pada musim kemarau walaupun tidak sebaik pertumbuhan dimusim hujan, terutama pada daerah berlereng curam. Untuk tumbuh ideal rata-rata temperatur yang diperlukan 20-28 derajat Celsius. Untuk tujuan sebagai sumber hijauan pakan ternak jarak tanam 1×1 meter atau 2×0,5 meter pada awal musim hujan. Pemotongan tanaman dilakukan setiap 12 minggu dengan tinggi potong 1 meter, produksi yang diperoleh 10 ton bahan kering/Ha/tahun.
Komposisi kimiawi kaliandra mengandung protein berkisar 20%, terdapat tanin 8-11%, saponin, flavonoid dan glikosida dalam jumlah kecil yang tidak membehayakan ternak.
Kaliandra dapat digunakan sebagai pengganti sebagian rumput yang diberikan. Pada sapi dapat menggantikan rumput maksimal 50%, sedangkan untuk domba sampai dengan 30%. Pemberian pada ternak sebaiknya dalam bentuk segar karena proses pengeringan akan menurunkan konsumsi dan kecernaanya, selain itu kandungan tanin dalam kaliandra segar kurang berbahaya untuk ternak. Kaliandra dapat diberikan saat sebelum atau sesudah pemberian pakan tambahan.

2.      GAMAL (Glicidia sepium)
Gamal adalah tanaman leguminosa yang dapat tumbuh dengan cepat didaerah kering. Gamal tumbuh baik pada daerah dengan temperatur 22-40 derajat celcius. Sebagai sumber hijauan pakan ternak sebaiknya ditanam dengan jarak 1×1 meter dengan interval pemotongan 6-12 minggu, sedangkan pemotongan pertama dilakukan pada 10-20 minggu. Cara tanam dapat dilakukan dengan stek maupun biji, hasil produksi yang diperoleh berkisar antara 19 ton/ha/tahun.
Komposisi kimiawi gamal mengandung protein 19-25%, mengandung racun kumarin yang tinggi, saponin dan asam fenolat dalam jumlah kecil. Gamal dapat digunakan sebagai pengganti sebagian rumput, pemberian pada sapi maksimal sampai 40%, sedangkan pada domba sampai dengan 75%. Untuk menurunkan kandungan kumarin maka sebelum diberikan pada ternak sebaiknya dilayukan atau dijemur lebih dahulu selama beberapa jam atau semalaman. Sebaiknya gamal diberikan bersama-sama dengan pemberian rumput.


3.      LAMTORO GUNG (Leucaena leucocepala)
Lamtoro merupakan salah satu leguminosa tropis yang tahan dengan pemotongan berulang-ulang. Produksinya 20 ton bahan kering/Ha/tahun. Komposisi kimiawi lamtoro mengandung protein, zat tanin yang cukup baik untuk pakan ternak dan mengandung racun mimosin yang tinggi. Sebagai hijaunan pakan ternak, untuk mengurangi kandungan mimosin maka harus dijemur sehari lebih dahulu.
Lamtoro dapat digunakan sebagai pengganti sebagian rumput. Pemberian pada sapi perah sampai 50% dapat menyebabkan air susu bau khas walaupun dapat meningkatkan kandungan lemak dan produksinya.

4.      TURI (Sesbania glandiflora)
Turi merupakan golongan leguminosa yang disukai ternak dan buangannya disukai penduduk. Turi tahan terhadap pemotongan berulang-ulang. Produksinya dapat mencapai 20 ton bahan kering/Ha/tahun.
Turi mengandung protein tinggi yaitu 36% dan mengandung energi lebih tinggi dibanding kaliandra, lamtoro dan gamal. Turi mengandung racun saponin yang sangat tinggi sehingga membahakan ternak, terutama pada ternak golongan ayam. Turi dapat diberikan pada golongan sapi dan domba sebagai pengganti sebagian rumput. Pemberian sampai dengan 2 kilogram pada domba dapat meningkatkan berat badan 300% dibanding yang diberi rumput gajah saja. Sedangkan pada sapi yang diberi 2 Kg dicampur jerami dapat menghasilkan berat badan sama dengan pemberian ransum yang sempurna.

5.      JERAMI
Jerami dapat berasal dari sisa hasil pertanian misalnya jerami padi, jerami kedelai, jerami kacang tanah dll. Kandungan protein jerami tidak tinggi hanya berkisar 5-10% dengan kandungan serat kasar yang sangat tinggi. Jerami dapat diberikan pada sapi untuk menggantikan rumput, pemberian pada sapi jangan lebih dari 20%.

Sabtu, 18 Februari 2012

Feed Processing


Prosessing bahan pakan sangat penting karena dapat memberikan keuntungan maupun kerugian, jika misalnya terjadi kerusakan fisik maupun kimia yang tidak dikehendaki. Beberapa contoh prosesin gbahan pakan yang lazim digunakan adalah pemotongan ukuran (chopping), drying (pengeringan), grinding (penggilingan), soaking (perendaman), cooking (pemasakan), pelleting (pembuatan pellet), crumble (pembuatan crumble), dan ensiling (pembuatan silase).
Pemotongan ukuran (chopping) akan mengurangi sisa pakan yang mungkin terbuang percuma pada saat hijauan/rumput dan dapat meningkatkan konsumsi serta nilai kecernaanya. Pada sapi, pemotongan rumput atau hijauan lain dengan ukuran 3-5 cm menghasilkan kecernaan yang terbaik.
Pengeringan (drying) tujuannya adalah mengurangi kadar air bahan pakan sehingga kadar airnya kurang dari 12%. Pengeringan yang baik akan menghindarkan bahan pakan rusak karena terjadinya pembusukan oleh aksi mikroorganisme, berkembangnya jamur atau kerusakan fisik lainnya.
Penggilingan (grinding) akan memperkecil ukran dan meningkatkan kecernaan khususnya bagi butiran yang bijinya keras. Penggilingan juga penting jika bahan itu akan dicampurkan dengan lainnya sehingga akan tercampur secara merata (homogen), seragam dan meningkatkan kegunaan ransum tersebut bagi ternak.
Pemasakan (cooking) akan memberikan keuntungan khususnya bagi bahan pakan yang mengandung zat anti nutrisi dan bersifat racun. Melalui pemasakan atau pemanasan dapat menguraikan senyawa yang merugikan tersebut, disamping itu juga dapat meningkatkan ketersediaan protein dari pakan.
Pembuatan pelet (pelleting) adalah proses mengkompresikan pakan berbentuk tepung dengan bantuan uap panas untuk menghasilkan pakan yang berbentuk silindris. Keuntungan dari pellet ini adalah pakan tidak berdebu, kandungan zat gizi pada pelet tersebut seragam, kepadatannya tinggi, akan mnegurangi sisa pakan, memaksa ternak untuk tidak memilih pakan yang disukainya saja, dan meningkatkan performans ternak yang bersangkutan.
Crumbling adalah pross penggilingan/pemecahan pelet menjadi partikel kasar atau berbentuk granular. Biasanya digunakan untuk ternak pada periode starter atau grower ternak.
Pembuatan silase (ensiling) adalah proses pengawetan hijauan pakan melalui proses fermentasi oleh bakteri anaerob dalm suatu tempat yang dinamakan silo. Silase berbau dan berasa asam dan sebelum diberikan kepada ternak perlu diangin-anginkan untuk mengurangi terjadinya resiko keasaman di dalam lambung ternak yang bersangkutan. Silase dapat dibuat dari rumput, hijauan, jagung, sorghum, pucuk tebu dan lain-lainnya dengan menambahkan starter (additive) misalnya tetes, pati, dedak.

Jumat, 17 Februari 2012

Apa Manfaat Pakan bagi Ternak?

Ada beberapa manfaat utama pakan bagi ternak terutama dalam masa pertumbuhan:

1) Sumber energi
Termasuk dalam golongan ini adalah semua bahan pakan ternak yang kandungan protein kasarnya kurang dari 20%, dengan konsentrasi serat kasar di bawah 18%. Berdasarkan jenisnya, bahan pakan sumber energi dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu:
a. Kelompok serealia/biji-bijian (jagung, gandum, sorgum)
b. Kelompok hasil sampingan serealia (limbah penggilingan)
c. Kelompok umbi (ketela rambat, ketela pohon dan hasil sampingannya)
d. Kelompok hijauan yang terdiri dari beberapa macam rumput (rumput gajah, rumput benggala dan rumput setaria).

2) Sumber protein
Golongan bahan pakan ini meliputi semua bahan pakan ternak yang mempunyai kandungan protein minimal 20% (berasal dari hewan/tanaman). Golongan ini dibedakan menjadi 3 kelompok:
a. Kelompok hijauan sebagai sisa hasil pertanian yang terdiri atas jenis daun-daunan sebagai hasil sampingan (daun nangka, daun pisang, daun ketela rambat, ganggang dan bungkil)
b. Kelompok hijauan yang sengaja ditanam, misalnya lamtoro, turi kaliandra, gamal dan sentero
c. Kelompok bahan yang dihasilkan dari hewan (tepung ikan, tepung tulang dan sebagainya).

3) Sumber vitamin dan mineral
Hampir semua bahan pakan ternak, baik yang berasal dari tanaman maupun hewan, mengandung beberapa vitamin dan mineral dengan konsentrasi sangat bervariasi tergantung pada tingkat pemanenan, umur, pengolahan, penyimpanan, jenis dan bagian-bagiannya (biji, daun dan batang). Disamping itu beberapa perlakuan seperti pemanasan, oksidasi dan penyimpanan terhadap bahan pakan akan mempengaruhi konsentrasi kandungan vitamin dan mineralnya.
Saat ini bahan-bahan pakan sebagai sumber vitamin dan mineral sudah tersedia di pasaran bebas yang dikemas khusus dalam rupa bahan olahan yang siap digunakan sebagai campuran pakan, misalnya premix, kapur, Ca2PO4 dan beberapa mineral.

Sumber : http://agromaret.com/artikel/438/apa_manfaat_pakan_bagi_ternak

Kamis, 16 Februari 2012

Limbah Sebagai pakan ??????


Limbah adalah sisa atau hasil ikutan dari produk utama limbah. Limbah pertanian adalah bagian tanaman pertanian diatas tanah atau bagian pucuk, batang yang tersisa setelah dipanen atau diambil hasil utamanya (Sutrisno,2002) dalam Sitorus (2002) dan merupakan pakan alternatif yang digunakan sebagai pakan, khususnya ruminansia (Widiyanto, 1993) dalam Sitorus (2002). Beberapa limbah pertanian yang potensial dan belum banyak dimanfaatkan secara optimal berturut-turut antara lain jerami padi, jerami jagung, pucuk tebu, jerami kedele, jerami ketela rambat dan jerami kacang tanah (Soejono et al., 1988; Van Bruchem dan Sutanto, 1988; Widiyanto, 1993; Pangestu,1995; Widyati et al., 1997) dalam Sitorus (2002)
Bahan baku pakan asal pertanian secara umum dapat dikelompokkan menjadi: Limbah pertanian dan limbah agroindustri. Bahan baku pakan yang termasuk limbah pertanian dan agroindustri disajikan pada Table (Agustini, 2010).
Tabel 1. Bahan baku pakan asal limbah pertanian dan agroindustri
No
Limbah Pertanian
Limbah Agroindustri
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Jerami padi
Jerami jagung
Tumpi jagung
Jerami kedelai
Jerami kacang tanah
Jerami kacang hijau
Jerami komak
Kulit kacang tanah
Dedak padi
Ampas tahu
Ampas pabrik roti
Bungkil kelapa
Kedelai afkir
Sumber :  Agustini (2010)

Pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan ternak ruminansia pada peternak masih rendah karena  rendahnya tingkat pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan disebabkan peternak  membakar limbah (jerami padi/jagung/ ubi jalar) setelah panen dimana limbah ini berfungsi sebagai pupuk organik di samping itu adanya anggapan dari peternak  bahwa hijauan pakan tersedia dalam jumlah yang mencukupi dilahan pekarangan, sawah dan kebun untuk kebutuhan ternak. Penelitian (Syamsu, 2007) dalam Liana & Febrina (2011) menunjukkan hanya 37.88% peternak di Sulawesi Selatan yang menggunakan limbah pertanian sebagai pakan.
            Beberapa faktor yang menyebabkan peternak tidak menggunakan limbah tanaman pangan sebagai pakan adalah Liana & Febrina (2010) : a) umumnya petani membakar limbah tanaman pangan terutama jerami padi karena secepatnya akan dilakukan pengolahan tanah, b) limbah tanaman pangan bersifat kamba sehingga menyulitkan peternak untuk mengangkut dalam jumlah banyak untuk diberikan kepada ternak, dan umumnya lahan pertanian jauh dari pemukiman peternak sehingga membutuhkan biaya dalam pengangkutan, c) tidak tersedianya tempat penyimpanan limbah tanaman pangan, dan peternak tidak bersedia menyimpan/menumpuk limbah di sekitar rumah/kolong rumah karena takut akan bahaya kebakaran, d) peternak menganggap bahwa ketersediaan hijauan di lahan pekarangan, kebun, sawah masih mencukupi sebagai pakan ternak.

Sumber : Berbagai source

Rabu, 15 Februari 2012

Metabolisme Karbohidrat Ternak Ruminansia


Menurut kamus besar bahasa indonesia edisi ketiga, metabolisme merupakan suatu rangkaian pertukaran zat pada organisme yang meliputi proses fisika dan kimia.
Metabolisme ini tediri dari dua rangkaian proses, yakni katabolisme dan anabolisme. Katabolisme merupakan proses penguraian senyawa komplek s menjadi senyawa yang lebih sederhana, sedangkan anabolisme merupakan proses pembentukan senyawa kompleks dari senyawa yang sederhana.
Proses metabolisme karbohidrat  pada hewan ruminansia (poligastrik) berlangsung didalam umen. Karbohidrat ini merupakan golongan polisakarida yakni serak kasar (selulosa). Di dalam rumen, karbohidrat difermentasi oleh mikroba menjadi piruvat.
Bagan 1. Proses perubahan karbohidrat menjadi asam piruvat




Bagan 2. Perubahan asalm piruvat menjadi VFA.

Kemudian asam piruvat yang dihasilkan akan diubah menjadi VFA, CO2, dan CH4.
VFA (Volatil Fatty acid) atau asam lemah terbang atau asam lemak rantai pendek  inilah yang akan diserap melalui dinding drumen sehingga menjadi sumber energi bagi ternak ruminansia.  Komponen dari VFA yang dihasilkan antara lain adalah :
·         Acetat             65-70%
·         Propionat         20-25 %
·         Butirat             10 %
Sedangkan hasil fermentasi berupa CO2 dan CH4 akan diserap juga melalui dinding rumen ke darah dan dikeluarkan melalui pernafasan, sendawa, dan urin.

Senin, 13 Februari 2012

Leguminosa sebagai Transfer Hasil Fiksasi Nitrogen


Dalam pertanaman campuran rumput dan leguminosa, fungsi utama leguminosa adalah sebagai sumber hijauan makanan ternak yang berkualitas tinggi dan hasil fiksasi nitrogen dari udara dapat tersedia bagi rumput yang tumbuh bersamanya (Middleton, 1981).  Bukti-bukti telah banyak dilaporkan bahwa tanaman non leguminosa menunjukkan kenaikan kandungan nitrogen apabila ditumbuhkan bersama tanaman leguminosa (Whitney dan Kanehiro, 1967; Whitney dan Green, 1969; Agboola dan Fayemi, 1972).  Menurut Virtanen (1963), hasil fiksasi nitrogen oleh tanaman leguminosa sebagian dirembeskan ke media tumbuhnya. Sedangkan menurut Whitney dan Kanehiro (1967), pada leguminosa yang tumbuh merayap, bagian daun yang gugur lebih penting sebagai sumber penambahan nitrogen tanah daripada pencucian bagian tanaman atau lepasnya bintil dan akar akibat tindakan defoliasi. 
            Menurut Henzell dan Vallis (1975), cara mempertinggi transfer hasil fiksasi nitrogen adalah menggunakan tanaman leguminosa sebagai pupuk hijau, atau mengembalikan sebagian nitrogen kotoran ternak karena tanaman leguminosa digunakan sebagai hijauan pakan (Whitehead, 1970). Permasalahannya adalah bahwa kebanyakan tanaman biji – bijian yang tumbuh tinggi akan menaungi leguminosa yang tumbuh bersama dibawahnya, akibatnya laju fotosintesis dan kemampuan fiksasi nitrogen juga turun (Lawn dan Brum, 1974; Wahua dan Miller, 1978c ).
            Ternak yang digembalakan pada pastura campuran rumput dan leguminosa mengembalikan sebagian nitrogen dari hijauan yang dimakan ternak melalui kotoran ternaknya (Whitehead, 1970). Disinilah secara teoritis dimungkinkan bahwa nitrogen hasil fiksasi oleh leguminosa dikembalikan ke tanah dan diserap oleh rumput. Sedangkan menurut Whitney dan Kanehiro (1967), tanpa penggembalaan ternak juga terjadi transfer nitrogen dari leguminosa kepada rumput dalam pastura campuran tersebut. Peneliti disini menyimpulkan menyimpulkan bahwa pada Desmodium intortium dan Centro, bagian daun yang gugur lebih penting sebagai sumber transfer nitrogen dibandingkan pencucian bagian hidup tanaman atau lepasnya bintil dan akar akibat defoliasi. Transfer nitrogen umumnya sangat kecil pada awal pertumbuhan leguminosa, selanjutnya sangat tergantung dari frekuensi dan intensitas defoliasi, ada tidaknya hewan dan iklim yang mempengaruhi imbangan antara fiksasi nitrogen dan fotosintesa (Whitehead, 1970).
Sumber :Sumarsono Peran Tanaman Pakan Dalam Intervensi Pertanian Berwawasa Lingkungan

Minggu, 12 Februari 2012

Masa birahi Ternak kambing


Ternak dikawinkan jika betina tengah mengalami gejala estrus atau birahi. Apabila ternak diketahui berahi pada pagi hari, maka sorenya adalah waktu yang tepat untuk dikawinkan. Sedangkan bila tanda-tanda birahi itu terjadi di sore hari, maka pagi hari harus segera dikawinkan. Apabila perkawinan terlambat, maka sel telur tak bisa dibuahi karena berkaitan erat dengan proses terjadinya ovulasi dan masa hidupnya sperma di dalam alat reproduksi. Begitu juga apabila kambing terlalu awal dikawinkan, karena belum dicapai kesuburan optimal.

Tanda birahi
  • Tanda-tanda birahi pada kambing betina adalah sebagai berikut :
  • Tampak gelisah dan sering mengeluarkan suara-suara
  • Sering mengibas-ngibaskan ekor, jika ekor dipegang akan diangkat ke atas
  • Nafsu makan berkurang ; bila kambing digembalakan sebentar-sebentar akan berhenti merumput
  • Vulva nampak membengkak berwarna merah
  • Dari vagina keluar cairan berwarna putih agak pekat
  • Bagi kambing perah, produksi air susu menurun
  • Bagi kambing betina yang dipelihara dalam kandang sering tidak menunjukkan gejala di atas. Keadaan demikian disebut birahi tenang.
Cara pemeriksaan
  • Setelah ternak dikawinkan, maka beberapa waktu kemudian harus diperiksa apakah proses pembuahan tersebut dinyatakan berhasil atau malah sebaliknya.
  • Pada bulan pertama kebuntingan sangat sulit diketahui secara visual. Tanda-tanda yang mudah diketahui adalah tidak terjadinya estrus berikutnya, tapi hal itu pun tidak mutlak karena ada hal-hal pathologis pada uterus atau ovarium yang dapat meniadakan sama sekali gejala birahi.
  • Pada umumnya kambing yang mengalami kebuntingan akan memperlihatkan gejala-gejala seperti :
  • Kambing menjadi lebih tenang
  • Dalam kelanjutan kebuntingan terlihat adanya pertambahan besar pada dinding perut
  • Bagi kambing yang baru pertama kali mengalami kebuntingan akan terlihat sangat mencolok adanya perkembangan ambing pada usia kebuntingan 2 – 3 bulan
  • Adanya kecenderungan kenaikan berat tubuh
  • Adakalanya pada usia kebuntingan, gerak foetus dapat terlihat dari luar, terutama pada kambing yang kurus. Gerakan ini dapat dilihat pada bagian perut sebelah bawah, sisi kanan belakang.
    Baca lebih lanjut artikel yang terkait Seputar kambing

Perubahan Pada Ruminansia Kecil Sampai Dewasa

            Perubahan yang akan terjadi pada pertumbuhan dan perkembangan ternak dari kecil sampai dewasa adalah sebagai berikut :
a. Sumber energi
   Pada saat baru lahir, sumber energi ternak ruminansia berupa glukosa dan lemak, tetapi setelah saat   dewasa   sumber energi nya adalah VFA (volatil fatty acid). VFA ini terdiri dari asetat, butirat dan propionat.

b. Kegiatan enzim glikogenolisis
    Pada hewan ruminansia yang masih muda kegiatan dari enzim glikogenolisis lebih rendah dibanding ternak ruminansia dewas, sehingga ruminansia muda lebih dapat memanfaatkan glukosa daripada ruminansia dewasa.
Pada saat lahir kadar glukosa darah ruminansia sama tingginya dengan hewan monogastrik yaitu antara 100-120 mg %, sedangkan setelah dewasa kada gula darah menjadi 40-60 mg %.

c. Enzim peptidase
    Pada saaat lahir kegiatan dari Enzim peptidase sangatlah rendah, akan tetapi rennin dan pregastric esterase lebih tinggi kegiatannya dibanding hewan dewasa. Hal ini memberikan keuntungan pada saat penyerapan protein air susu, karena  protein air susu tidak banyak dirombak menjadi NH3

d. Enzim selulase dan urease
   Kedua enzim ini terdapat dalam rumen, yang mana proporsinya lebih banyak dan lebih giat pada ternak ruminansia dewasa. Enzim ini berfungsi untuk merubah serat kasar menjadi sumber energi.