Prosessing bahan pakan sangat penting
karena dapat memberikan keuntungan maupun kerugian, jika misalnya terjadi
kerusakan fisik maupun kimia yang tidak dikehendaki. Beberapa contoh prosesin
gbahan pakan yang lazim digunakan adalah pemotongan ukuran (chopping), drying
(pengeringan), grinding (penggilingan), soaking (perendaman), cooking
(pemasakan), pelleting (pembuatan pellet), crumble (pembuatan crumble), dan
ensiling (pembuatan silase).
Pemotongan
ukuran (chopping) akan mengurangi sisa pakan yang mungkin
terbuang percuma pada saat hijauan/rumput dan dapat meningkatkan konsumsi serta
nilai kecernaanya. Pada sapi, pemotongan rumput atau hijauan lain dengan ukuran
3-5 cm menghasilkan kecernaan yang terbaik.
Pengeringan
(drying) tujuannya adalah mengurangi kadar air bahan pakan
sehingga kadar airnya kurang dari 12%. Pengeringan yang baik akan menghindarkan
bahan pakan rusak karena terjadinya pembusukan oleh aksi mikroorganisme,
berkembangnya jamur atau kerusakan fisik lainnya.

Pemasakan
(cooking) akan memberikan keuntungan khususnya bagi bahan
pakan yang mengandung zat anti nutrisi dan bersifat racun. Melalui pemasakan
atau pemanasan dapat menguraikan senyawa yang merugikan tersebut, disamping itu
juga dapat meningkatkan ketersediaan protein dari pakan.
Pembuatan
pelet (pelleting) adalah proses mengkompresikan pakan
berbentuk tepung dengan bantuan uap panas untuk menghasilkan pakan yang
berbentuk silindris. Keuntungan dari pellet ini adalah pakan tidak berdebu,
kandungan zat gizi pada pelet tersebut seragam, kepadatannya tinggi, akan
mnegurangi sisa pakan, memaksa ternak untuk tidak memilih pakan yang disukainya
saja, dan meningkatkan performans ternak yang bersangkutan.
Crumbling
adalah pross penggilingan/pemecahan pelet menjadi partikel kasar atau berbentuk
granular. Biasanya digunakan untuk ternak pada periode starter atau grower
ternak.
Pembuatan
silase (ensiling) adalah proses pengawetan hijauan pakan
melalui proses fermentasi oleh bakteri anaerob dalm suatu tempat yang dinamakan
silo. Silase berbau dan berasa asam
dan sebelum diberikan kepada ternak perlu diangin-anginkan untuk mengurangi
terjadinya resiko keasaman di dalam lambung ternak yang bersangkutan. Silase
dapat dibuat dari rumput, hijauan, jagung, sorghum, pucuk tebu dan lain-lainnya
dengan menambahkan starter (additive) misalnya tetes, pati, dedak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar